Chuzhou, Bharata Online - Sebuah desa di Provinsi Anhui, Tiongkok timur, telah muncul sebagai contoh cemerlang reformasi pedesaan Tiongkok, menjelajahi jalur baru dari ketergantungan pada pertanian tradisional menjadi pusat pertanian modern dan pariwisata budaya yang dinamis.
Desa Xiaogang di Kabupaten Fengyang, yang lebih dikenal sebagai pelopor reformasi pedesaan Tiongkok, memenangkan penghargaan "Desa Wisata Terbaik" November lalu pada pertemuan Pariwisata PBB yang diadakan di Cartagena, Kolombia.
Untuk mempromosikan pariwisata pedesaan, UN Tourism, sebuah badan PBB yang bertanggung jawab untuk mempromosikan pariwisata yang bertanggung jawab, berkelanjutan, dan dapat diakses secara universal, meluncurkan proyek Desa Wisata Terbaik pada tahun 2021 untuk memberikan penghargaan kepada desa-desa di seluruh dunia yang terdepan dalam mengembangkan daerah pedesaan dan melestarikan lanskap, keragaman budaya, nilai-nilai lokal, dan tradisi kuliner.
Pendekatan inovatif desa tersebut tidak hanya meningkatkan pendapatan lokal tetapi juga melestarikan warisan budayanya yang kaya, sehingga menjadi model pembangunan berkelanjutan di seluruh wilayah pedesaan.
Seiring meluasnya lahan pertanian berstandar tinggi di seluruh wilayah dan transisi pertanian tradisional ke praktik modern yang ramah lingkungan, pertanian lokal telah berkembang lebih dari sekadar sumber penghidupan. Beras organik, sayuran hijau, dan budidaya tanaman khusus kini menjadi ciri khas lanskap, menawarkan cita rasa yang lebih kaya dan pemandangan yang semarak.
"Sekarang, kami tidak hanya menanam biji-bijian. Kami juga melakukan kegiatan petik-sendiri dan proyek adopsi (ayam, bebek, dan ikan). Warga kota senang datang ke sini hanya untuk mencicipi hidangan autentik dari pertanian ke meja makan," ujar seorang penduduk desa.
"Saya bisa dengan mudah menghabiskan tiga mangkuk nasi dengan hidangan ini," kata seorang turis.
"Hidangan di sini sempurna untuk lidah kami," tutur turis lainnya.
Pesona Desa Xiaogang jauh melampaui hasil pertaniannya. Desa ini juga merupakan rumah bagi Lukisan Fengyang Phoenix, seni rakyat tradisional yang telah ada sejak 600 tahun yang lalu. Para perajin lokal terus melestarikan dan mewariskan kerajinan halus ini, mengubah teknik kuno menjadi suvenir populer bagi para pengunjung.
"Warisan budaya leluhur kita yang berharga harus dilestarikan. Lukisan Phoenix memiliki sejarah 600 tahun, dan kita harus mewariskannya. Anak-anak yang datang ke sini untuk wisata edukasi senang mempelajarinya. Saya sendiri yang mengajar mereka, dan saya merasa bangga bekerja di sini," ujar Zhang Bianhong, Pewaris Lukisan Phoenix Fengyang.
Pada tahun 2024, Desa Xiaogang dikunjungi 620.000 wisatawan, menghasilkan pendapatan pariwisata gabungan sebesar 165 juta yuan (sekitar 384 miliar rupiah).