Xinjiang, Bharata Online - Citra satelit menunjukkan bahwa upaya Tiongkok untuk menahan perluasan Gurun Taklimakan yang sangat luas dengan mengelilinginya dengan sabuk hijau penahan pasir telah membuahkan hasil.
Gurun Taklimakan, yang terletak di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang di Tiongkok barat laut, mencakup luas 337.600 km persegi dan kelilingnya mencapai 3.046 km, menjadikannya gurun terbesar di Tiongkok dan gurun pasir melayang terbesar kedua di dunia.
Proyek untuk sepenuhnya melingkupi gurun dengan sabuk hijau berlangsung selama lebih dari 40 tahun, dan penyelesaiannya dicapai pada akhir tahun 2024.
Di tepi utara Gurun Taklimakan terdapat kawasan Danau Aiximan, yang terletak di Kabupaten Awat, Prefektur Aksu.
Dahulu, kawasan danau di bagian barat lembah Sungai Aksu ini pernah dilanda desertifikasi, erosi tanah, dan degradasi lahan basah, sehingga menjadi sumber utama pasir terbawa angin di oasis lembah tersebut.
Kini, lanskapnya rimbun, dengan hutan-hutan luas yang menjulang tinggi dan sungai-sungai jernih yang mengalir di sepanjang tepi hutan.
Transformasi itu dimulai pada tahun 2021 dengan implementasi proyek restorasi ekologi dan pengendalian penggurunan di Aksu. Dengan memanfaatkan sumber daya air daur ulang dari Kabupaten Aksu dan Wensu, proyek tersebut menggunakan irigasi buatan sebagai strategi utamanya untuk membangun hutan lindung ekologis. Hal ini dilengkapi dengan penanaman hutan ekonomi dan hutan kayu.
Wilayah ini meregenerasi sekitar 50 juta meter kubik air setiap tahunnya, mendukung kebutuhan irigasi sekitar 500.000 mu (sekitar 33.333 hektar) hutan restorasi ekologis.
Selama periode Rencana Lima Tahun ke-14 (2021-2025), Aiximan mencapai restorasi ekologis di lahan seluas 788.500 mu (sekitar 52.567 hektar). Tingkat tutupan hutan di wilayah tersebut melonjak dari 4,5 persen menjadi 45 persen, dan tingkat tutupan vegetasi lahan basah meningkat menjadi 82 persen.
Kabupaten Qiemo di tepi tenggara Gurun Taklimakan juga melaksanakan proyek pengendalian gurun pada saat yang sama, termasuk penanaman 150.000 bibit pohon suosuo di 800 hektar lahan yang sebelumnya telah mengalami penggurunan.
Bergerak lebih jauh ke selatan, ke tepi Gurun Taklimakan, kita dapat menyaksikan sektor energi hijau yang sedang berkembang pesat.
Selama periode Rencana Lima Tahun ke-14, stasiun fotovoltaik dibangun di sepanjang tepi selatan gurun, dan perkebunan besar tanaman seperti Alfalfa muncul di pinggiran gurun yang luas ini, yang secara efektif menghentikan perluasan gurun.