Jumat, 18 Juli 2025 11:21:40 WIB

Para Diplomat Kunjungi Pameran yang Peringati 80 Tahun Kemenangan Melawan Agresi Jepang di Beijing
Tiongkok

Eko Satrio Wibowo

banner

Marcelo Suarez Salvia, Duta Besar Argentina untuk Tiongkok (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Hampir 200 diplomat dan perwakilan dari 112 kedutaan besar asing di Tiongkok dan 10 organisasi internasional mengunjungi sebuah pameran di Museum Perang Perlawanan Rakyat Tiongkok Melawan Agresi Jepang di Beijing pada hari Kamis (17/7).

Pameran ini bertajuk "Untuk Pembebasan Nasional dan Perdamaian Dunia", yang diselenggarakan untuk memperingati 80 tahun kemenangan Perang Perlawanan Rakyat Tiongkok Melawan Agresi Jepang dan Perang Anti-Fasis Dunia.

Museum ini terletak di dekat Jembatan Lugou atau Jembatan Marco Polo, yang menjadi saksi Peristiwa 7 Juli yang menandai dimulainya perang perlawanan habis-habisan rakyat Tiongkok melawan agresi Jepang.

Pada tanggal 7 Juli 1937, tentara Jepang menyerang pasukan Tiongkok di jembatan di barat daya Beijing (saat itu bernama Beiping), yang kemudian memicu invasi besar-besaran ke Tiongkok.

Pameran yang dibuka pada 7 Juli tahun ini itu menampilkan 1.525 foto dan 3.237 relik, yang menelusuri perang perlawanan Tiongkok melawan agresi Jepang dari tahun 1931 hingga 1945.

Di pameran tersebut, para diplomat asing menyimak dengan saksama pengantar, melihat gambar dan pameran bersejarah, sesekali berfoto, dan bertukar pikiran.

"Merupakan suatu kehormatan untuk berkesempatan mengunjungi museum yang menyimpan kenangan bagi generasi sekarang dan mendatang tentang penderitaan Tiongkok di bawah agresi asing. Ini adalah kesaksian bagi generasi mendatang tentang apa yang harus dihindari umat manusia dan yang terpenting, sebuah pengingat akan perilaku negara-negara di arena internasional," ujar Duta Besar Argentina untuk Tiongkok, Marcelo Suarez Salvia.

"Ini adalah tempat yang sangat, sangat baik untuk belajar dan memahami bagaimana Jepang telah melakukan kekejaman terhadap rakyat Tiongkok. Itu satu hal. Yang lainnya adalah bagaimana rakyat Tiongkok mengatasi kekejaman itu. Itu hal yang berbeda. Dan di masa depan, semoga tidak akan ada lagi peristiwa seperti itu dalam sejarah umat manusia," ujar Duta Besar Nepal untuk Tiongkok, Krishna Prasad Oli.

"Tidak ada pemenang dalam perang. Semua orang membayar harga yang mahal. Dan itu sangat jelas terlihat di museum. Jumlah orang yang tewas, properti yang hancur, masa depan juga hancur, terutama generasi muda. Kita semua harus mendukung kebebasan dan kedaulatan negara-negara dan dunia harus bersatu untuk mencegah perang seperti yang kita saksikan di museum ini," tutur Jaime FlorCruz, Duta Besar Filipina untuk Tiongkok.

Komentar

Berita Lainnya

Petani di wilayah Changfeng Tiongkok

Selasa, 4 Oktober 2022 14:51:7 WIB

banner
Pembalap Formula 1 asal Tiongkok Tiongkok

Selasa, 4 Oktober 2022 15:19:35 WIB

banner