Beijing, Bharata Online - Tiongkok memberikan akses pasar kepada 135 jenis produk pertanian dan pangan dari 50 negara dan wilayah lainnya dalam tiga kuartal pertama, ungkap seorang pejabat dari Administrasi Umum Kepabeanan Tiongkok di Beijing pada hari Senin (13/10).
Lyu Daliang, Kepala Departemen Statistik dan Analisis di lembaga itu, merilis data tersebut dalam sebuah konferensi pers. Ia mengatakan bahwa meskipun nilai impor Tiongkok turun 0,2 persen secara tahunan (year-on-year) dalam tiga kuartal pertama, volume impor negara tersebut terus tumbuh dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Pada tiga kuartal pertama, penurunan harga beberapa komoditas di pasar internasional berdampak pada laju pertumbuhan impor dan data terkait, tetapi dari segi volume, indeks volume impor Tiongkok meningkat sebesar 0,6 persen secara tahunan. Pertumbuhan impor bulanan menandai tahun keempat berturut-turut hingga September. Didorong oleh produksi domestik dan permintaan konsumsi, pada tiga kuartal pertama, volume impor minyak mentah dan bijih logam masing-masing meningkat sebesar 2,6 persen dan 4,2 persen. Nilai impor makanan, tembakau, dan alkohol serta produk budaya dan hiburan masing-masing meningkat sebesar 10,2 persen dan 9,4 persen. Sejak Tiongkok mencabut semua pembatasan investasi asing di sektor manufaktur, impor oleh perusahaan-perusahaan dengan investasi asing tumbuh sebesar 1,1 persen pada tiga kuartal pertama," ungkapnya.
Menurut pejabat tersebut, Tiongkok menyetujui akses pasar untuk lebih banyak produk pertanian dan pangan impor dari negara dan kawasan lain dalam sembilan bulan pertama.
"Seiring Tiongkok membuka pintunya lebih lebar lagi bagi dunia, kami berbagi peluang pembangunan dengan semakin banyak mitra dagang sembari menempuh jalur modernisasi Tiongkok. Pada tiga kuartal pertama, kami memberikan akses pasar kepada 135 jenis produk pertanian dan pangan dari 50 negara dan kawasan. Sejak Tiongkok memberikan perlakuan tarif nol untuk 100 persen lini tarif kepada semua negara kurang berkembang yang memiliki hubungan diplomatik dengannya, impor dari negara-negara tersebut meningkat sebesar 9,7 persen. Sementara itu, Tiongkok juga secara aktif mendorong penerapan tarif nol untuk semua lini tarif bagi 53 negara Afrika yang memiliki hubungan diplomatik dengannya melalui negosiasi dan penandatanganan perjanjian tentang pembangunan bersama dan kemitraan ekonomi," ujar Lyu.