Nuremberg, Bharata Online - Pidato Presiden Tiongkok, Xi Jinping, pada Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC ke-32 di Gyeongju, Korea Selatan, menunjukkan kepemimpinannya dalam menegakkan multilateralisme, keberlanjutan, dan pembangunan bersama di bidang sains dan teknologi, menurut para ahli dari seluruh dunia.

Dalam pidatonya yang berjudul "Membangun Ekonomi Asia-Pasifik yang Inklusif dan Terbuka untuk Semua", Xi menyampaikan proposal lima poin yang dirancang untuk memajukan globalisasi ekonomi yang inklusif sekaligus membangun komunitas Asia-Pasifik.

Di tengah meningkatnya ketidakpastian regional dan turbulensi global, para akademisi dan pengamat mengatakan Tiongkok telah menunjukkan kepemimpinannya, dan mengatakan bahwa proposal Xi menawarkan arahan yang berharga untuk mengatasi tantangan ekonomi dan geopolitik saat ini.

"Tiongkok dan Presiden Xi memainkan peran yang sangat penting dalam pertemuan APEC tahun ini. Tiongkok telah menunjukkan posisinya sebagai kekuatan terdepan di kawasan Asia-Pasifik, dan kepemimpinan ini telah dijalankan dengan baik. Inisiatif kunci lain yang diangkat oleh Presiden Xi berkaitan dengan pembangunan hijau dan berkelanjutan. Inisiatif ini akan mendorong lebih banyak negara untuk memprioritaskan isu-isu iklim dan mendorong Asia-Pasifik menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan," ujar Piti Srisangnam, Direktur Eksekutif ASEAN Foundation.

Hoang Hue Anh, Direktur Pusat Penelitian Tiongkok di Akademi Ilmu Sosial Vietnam, mengatakan bahwa proposal Tiongkok sangat selaras dengan prinsip-prinsip panduan APEC.

"Pada sidang pleno keempat Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok ke-20, Tiongkok menegaskan kembali komitmennya untuk lebih membuka diri, liberalisasi perdagangan, dan multilateralisme. Kita juga menyaksikan Tiongkok memperkenalkan serangkaian inisiatif global baru, termasuk Inisiatif Keamanan Global, Inisiatif Pembangunan Global, Inisiatif Peradaban Global, dan Inisiatif Tata Kelola Global yang baru-baru ini diusulkan. Semua ini mencerminkan dukungan konsisten Tiongkok terhadap perdagangan bebas dan keterbukaan lebih lanjut, yang sejalan dengan prinsip-prinsip APEC," ujarnya.

Alireza Rastegar, Presiden International Federation of Inventors' Associations, menyoroti pencapaian Tiongkok di bidang sains dan teknologi, serta ambisinya untuk mengejar inovasi bersama lintas batas.

"Saya tahu Bapak Xi, Presiden Tiongkok, memiliki kepekaan yang sangat baik terhadap inovasi dan teknologi, dan mereka melakukannya dengan sangat baik. Ini luar biasa karena tidak hanya mencari bisnis, tetapi juga ilmu pengetahuan dan teknologi dasar. Jadi saat ini, Tiongkok adalah salah satu negara yang kuat di basis inovasi. Tiongkok dapat membuka bagian teknologi dan inovasi ini, dan mereka mendorong penyebaran pengetahuan ini ke negara-negara lain. Tiongkok dapat menjadi pemimpin dalam pemetaan jalan menuju masa depan," ujarnya.