NANNING, Bharata Online — Pelabuhan Kereta Api Internasional Nanning (Nanning International Railway Port/NIRP) di wilayah Guangxi, Tiongkok, kini menjelma menjadi simpul utama yang menghubungkan Tiongkok dengan negara-negara ASEAN. Kunjungan peserta dari berbagai negara Asia Tenggara ke pelabuhan ini pada Selasa (4/11), menunjukkan bagaimana Tiongkok memperkuat kerja sama regional melalui infrastruktur transportasi dan teknologi logistik modern.
NIRP merupakan bagian penting dari Koridor Darat dan Laut Baru di Wilayah Barat (New Western Land–Sea Corridor), yang menjadi jalur strategis penghubung antara kawasan barat Tiongkok dan Asia Tenggara. Dengan letak geografisnya yang dekat dengan perbatasan Vietnam, pelabuhan ini berfungsi sebagai pusat pengiriman multimoda yang menggabungkan jalur kereta api, jalan raya, dan pelabuhan laut.
Menurut data dari China Silk Road Information Service, lebih dari 68% kendaraan berat dan 84% kontainer ekspor yang dikirim melalui jalur kereta Tiongkok–Vietnam berasal dari Guangxi dan dioperasikan melalui Nanning International Railway Port. Pada kuartal pertama 2025, jumlah kontainer yang dikirim dari Guangxi menuju Vietnam mencapai 18.870 unit, meningkat hingga 283% dibanding tahun sebelumnya.
Peningkatan tajam ini menunjukkan peran NIRP dalam mendukung arus perdagangan lintas negara. Jalur kereta ekspor dari pelabuhan ini kini tidak hanya menghubungkan Tiongkok dengan Vietnam, tetapi juga dengan Laos, Kamboja, dan negara-negara lain di ASEAN. Bahkan, Nanning juga telah menjadi titik awal bagi kereta barang lintas Eurasia, seperti rute menuju Kazakhstan dan Eropa Timur.
Selain jalur perdagangan fisik, kawasan pelabuhan ini juga tengah dikembangkan menjadi zona logistik e-commerce lintas batas, dengan area seluas 19 hektar dan investasi lebih dari satu miliar yuan. Fasilitas ini diharapkan dapat mendukung perusahaan-perusahaan ASEAN yang ingin memperluas pasar mereka ke Tiongkok melalui jalur digital.
Papan informasi di area pameran pelabuhan juga menampilkan kutipan Presiden Tiongkok Xi Jinping, yang menegaskan arah kebijakan pembangunan kawasan ini. Ia menekankan pentingnya integrasi Koridor Darat dan Laut Baru ke dalam jaringan transportasi nasional serta memperkuat konektivitas timur–barat dan kerja sama ekonomi lintas kawasan.
“Kita harus secara proaktif menyelaraskan pembangunan Sabuk Ekonomi Sungai Yangtze dan strategi besar lainnya, serta bersama-sama membangun Koridor Darat dan Laut Baru di wilayah barat pada tingkat yang lebih tinggi,” ujar Xi saat melakukan inspeksi di Guangxi pada 2021.
Dengan posisi strategisnya, Nanning International Railway Port tidak hanya menjadi gerbang perdagangan barang, tetapi juga simbol kemitraan ekonomi yang saling menguntungkan antara Tiongkok dan ASEAN. Melalui infrastruktur modern dan dukungan kebijakan nasional, Nanning kini berdiri sebagai poros penting dalam peta konektivitas Asia.