Rabu, 17 April 2024 7:10:10 WIB
Lampaui Perkiraan, Ekonomi Tiongkok Tumbuh 5,3% di Kuartal I-2024
Ekonomi
AP Wira
Data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional menunjukkan, ekonomi Tiongkok tumbuh 5,3% pada kuartal I-2024, melampaui pertumbuhan ekonomi di kuartal sebelumnya/ILUSTRASI
BEIJING, Radio Bharata Online - Data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional menunjukkan, ekonomi Tiongkok tumbuh 5,3% pada kuartal I-2024, melampaui pertumbuhan ekonomi di kuartal sebelumnya. Capaian itu juga di atas ekspektasi para analis dalam jajak pendapat Reuters yang sebelumnya memproyeksikan pertumbuhan 4,6%.
"Hasilnya positif bagi perekonomian untuk mencapai targetnya. Momentum tampaknya stabil untuk saat ini, dibuktikan dengan data bulan Maret yang tidak mengejutkan," kata Jeff Ng, kepala strategi makro Asia di SMBC di Singapura.
Dia menilai, sentimen masih cenderung bearish dan mengantisipasi beberapa pembalikan pada kuartal terakhir tahun 2024. Secara kuartalan, PDB tIONGKOK tumbuh 1,6% pada kuartal pertama tahun 2024 ini, di atas perkiraan pertumbuhan sebesar 1,4%.
Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini dinilai masih kesulitan untuk bangkit kembali pasca-Covid, karena terbebani oleh penurunan properti yang berkepanjangan, meningkatnya utang pemerintah daerah, dan lemahnya belanja sektor swasta.
Sebelumnya, lembaga pemeringkat Fitch memangkas prospek peringkat kredit Tiongkok menjadi negatif pada minggu lalu, dengan alasan adanya risiko terhadap keuangan publik, karena Beijing menyalurkan lebih banyak belanja untuk infrastruktur dan manufaktur teknologi tinggi, di tengah peralihan dari sektor properti.
Pemerintah memanfaatkan proyek infrastruktur, cara yang sering digunakan negara itu untuk membantu mengangkat perekonomian karena konsumen khawatir terhadap pengeluaran dan dunia usaha kurang percaya diri untuk melakukan ekspansi.
Di sisi lain, inflasi konsumen Tiongkok lebih rendah dari yang diperkirakan pada bulan Maret, sementara deflasi harga produsen masih berlanjut, hal ini menunjukkan lemahnya permintaan domestik dan memperkuat permintaan pasar untuk lebih banyak stimulus guna memacu permintaan.
Perekonomian Tiongkok mengawali tahun ini dengan baik, namun data ekspor, inflasi konsumen, dan pinjaman bank pada bulan Maret menunjukkan bahwa momentum tersebut bisa kembali melemah. Data terpisah mengenai output pabrik dan penjualan ritel, yang dirilis bersamaan dengan laporan PDB, juga menunjukkan melambatnya momentum.
Output industri pada bulan Maret tumbuh 4,5% dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan perkiraan kenaikan sebesar 6,0% dan kenaikan sebesar 7,0% untuk periode Januari-Februari. Pertumbuhan penjualan ritel, yang merupakan ukuran konsumsi, naik 3,1% tahun-ke-tahun di bulan Maret, dibandingkan perkiraan kenaikan sebesar 4,6% dan melambat dari kenaikan 5,5% pada periode Januari-Februari.
Investasi aset tetap tumbuh sebesar 4,5% setiap tahun selama tiga bulan pertama tahun 2024, dibandingkan ekspektasi kenaikan sebesar 4,1%. "Secara sepintas, angka headline terlihat bagus, namun menurut saya momentumnya sebenarnya cukup lemah pada akhirnya," kata Alvin Tan, kepala strategi FX Asia di RBC Capital Markets di Singapura.
Krisis di sektor properti telah menjadi hambatan besar bagi perekonomian Tiongkok karena berdampak pada kepercayaan bisnis dan konsumen, rencana investasi, keputusan perekrutan tenaga kerja, dan harga saham.
Tantangan lainnya bagi Tiongkok adalah ketegangan yang sedang berlangsung dengan Amerika Serikat mengenai perdagangan, teknologi, dan geopolitik. Terkait dengan itu, Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) telah berjanji untuk meningkatkan dukungan kebijakan bagi perekonomian tahun ini. Analis memperkirakan akan ada penurunan lebih lanjut dalam rasio persyaratan cadangan bank dan suku bunga. [REUTERS]
Komentar
Berita Lainnya
Investasi Banyak Masuk ke Jateng, Ganjar: Tingkat Layanan Kita Sangat Serius Ekonomi
Selasa, 4 Oktober 2022 18:8:39 WIB
Perdagangan Jerman mengalahkan ekspektasi pada Agustus , meski ekonomi melambat Ekonomi
Rabu, 5 Oktober 2022 18:2:24 WIB
Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi
Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB
Pakar: Tren konsumsi sehat mencerminkan kepercayaan konsumen yang kuat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:14:0 WIB
Perkiraan uang penjualan pembuat chip TSMC, persaingan melambat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:44:54 WIB
Mentan-Menkeu G20 & Bank Dunia Kumpul di AS, Cari Solusi Atasi Krisis Pangan Ekonomi
Rabu, 12 Oktober 2022 9:9:53 WIB
Lebih dari Setengah Mobil Baru akan Menggunakan Listrik pada Tahun 2025 Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:21:32 WIB
Tibet Melihat Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Tahunan Dua Digit Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:23:14 WIB
Gara-gara Hujan, Petani Risau Harga Cabai dan Beras Naik Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:37:6 WIB
PLN: Infrastruktur Listrik Kereta Cepat Rampung Juni 2023 Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:43:54 WIB
Antisipasi Resesi Gelap, Sandiaga Uno: Perkuat UMKM dan Kolaborai Ekonomi
Minggu, 16 Oktober 2022 18:8:23 WIB
Huawei akan mendirikan pusat layanan cloud Eropa pertama di Irlandia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 10:1:4 WIB
14 Negara Tandatangani 100 Kerja Sama Dagang dengan Indonesia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 15:36:8 WIB
Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tembus 5,5 Persen pada Kuartal III 2022 Ekonomi
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:45:9 WIB